Kemenag RI Kirim 1.000 Dai ke Luar Negeri dan Wilayah 3T dalam Tarhib Ramadan 1446 H

Jakarta, BuletinNews.com – Kementerian Agama (Kemenag) kembali mengirim 1.000 dai dan daiyah ke berbagai daerah di Indonesia, termasuk wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), wilayah khusus, serta ke luar negeri dalam rangka menyambut Ramadan 1446 H. Program tahunan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman Islam, menjaga harmoni sosial, serta membantu menyelesaikan berbagai tantangan sosial dan budaya di wilayah perbatasan.

Acara pelepasan para dai berlangsung pada Rabu (26/2/2025) di Jakarta dalam Ceremony Pembekalan dan Pelepasan Dai ke Wilayah 3T, Wilayah Khusus, dan Imam Diaspora Indonesia di Luar Negeri Tahun 2025. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam), Abu Rokhmad, secara simbolis menyerahkan bendera merah putih kepada perwakilan dai sebagai tanda keberangkatan mereka.

Selain mengirim dai ke berbagai wilayah di Indonesia, tahun ini Kemenag juga memperluas jangkauan dakwah hingga ke luar negeri dengan menugaskan lima dai ke Australia, Jerman, dan Selandia Baru. Dai yang dikirim ke luar negeri merupakan juara Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat nasional. Langkah ini dilakukan untuk memenuhi permintaan layanan keagamaan dari diaspora Indonesia serta memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat kajian Islam dunia.

Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi, menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam menjadi kiblat keislaman global. “Layanan keagamaan yang kita berikan bisa dilihat dari keberadaan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang memiliki mayoritas mahasiswa asing. Ini menunjukkan bahwa kajian Islam di Indonesia mendapat pengakuan dunia,” ujarnya.

Dalam sambutannya, Abu Rokhmad mengapresiasi dedikasi para dai yang rela meninggalkan keluarga selama sebulan penuh untuk mengabdi di tengah masyarakat. “Perjalanan ini penuh tantangan, tetapi juga membawa pahala yang luar biasa,” kata Abu.

Ia juga menekankan pentingnya dokumentasi dan evaluasi dakwah. Para dai diminta untuk melaporkan aktivitas mereka, memanfaatkan media sosial sebagai sarana dakwah, serta membuat laporan berbasis data guna mengukur dampak dakwah terhadap masyarakat. Selain itu, Abu berharap para dai dapat membangun kedekatan emosional dengan komunitas yang mereka layani.

“Negara membutuhkan tangan-tangan kreatif dan niat baik para dai. Bantu masyarakat dengan membangun hubungan emosional yang erat serta mengajak mereka bekerja keras sesuai bidangnya,” imbuhnya.

Zayadi menambahkan bahwa para dai perlu memahami kondisi psikologis dan sosial audiens mereka. “Dakwah tidak hanya sekadar menyampaikan ajaran agama, tetapi juga harus berlandaskan analisis sosial agar lebih efektif,” tutupnya.

Program ini terselenggara atas kerja sama dengan berbagai lembaga, termasuk Badan Pengelola Keuangan Haji, BAZNAS RI, Dompet Dhuafa, Bank Syariah Indonesia, BSI Maslahat, serta sejumlah lembaga zakat dan pesantren. Para dai dijadwalkan berangkat pada 27 Februari 2025 dan bertugas hingga akhir Ramadan.





Komentar