Kolaka, BuletinNews.com – Wilayah Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, kembali diguncang gempa dengan magnitudo 5.1 pada 29 Januari 2025. Gempa ini merupakan bagian dari rangkaian aktivitas seismik yang telah berlangsung sejak 24 Januari 2025, dengan gempa awal berkekuatan M4.9.
Fenomena ini berkaitan erat dengan aktivitas Patahan Kolaka, sebuah patahan tektonik sepanjang sekitar 250 km yang membentang dari Teluk Bone hingga Lainea. Patahan ini tergolong aktif, terutama di segmen daratnya yang melewati wilayah Kolaka hingga Lainea. Pergerakan patahan ini bersifat geser mendatar dengan sedikit pergerakan turun, sehingga kerap memicu gempa bumi dangkal yang bisa dirasakan kuat oleh masyarakat.
Berdasarkan catatan sejarah, wilayah sekitar Patahan Kolaka telah mengalami beberapa gempa signifikan sejak tahun 1900. Berikut beberapa kejadian gempa yang tercatat dalam data USGS:
- M4.5 – 28 April 1995
- M5.2 – 4 November 2006
- M4.8 – 27 Desember 2006
- M5.5 – 11 Juli 2011 (mengakibatkan kerusakan parah di Kolaka)
- M5.2 – 11 Juli 2011
- M4.5 – 7 Januari 2012
- M4.9 – 24 Januari 2025
- M4.7 – 29 Januari 2025
- M5.1 – 29 Januari 2025
Gempa yang terjadi di patahan ini umumnya memiliki kedalaman dangkal, sekitar 10-15 km, sehingga meskipun kekuatannya sedang, getarannya tetap terasa kuat di permukaan (MMI IV).
Pola gempa yang terjadi sejak 24 Januari 2025 mengindikasikan adanya fenomena foreshock-mainshock, di mana gempa M4.9 pada 24 Januari 2025 dan M4.7 pada 29 Januari 2025 merupakan foreshock (gempa pendahulu), sementara gempa M5.1 pada 29 Januari 2025 menjadi mainshock (gempa utama). Hingga saat ini, sudah tercatat sekitar 128 gempa susulan dengan magnitudo terkecil M1.8.
Namun, apakah rangkaian gempa ini akan memicu gempa lebih besar? Jawabannya belum bisa dipastikan. Gempa merupakan fenomena alam yang sulit diprediksi. Dalam beberapa kasus, gempa beruntun dapat menjadi tanda pelepasan energi yang lebih besar, tetapi bisa juga menandakan bahwa energi tektonik sudah terdistribusi sehingga tidak akan ada gempa yang lebih besar.
Penting untuk diketahui bahwa hingga saat ini tidak ada teknologi yang mampu memprediksi gempa dengan pasti. Oleh karena itu, jika ada informasi yang menyebutkan akan terjadi gempa besar pada waktu tertentu, masyarakat diimbau untuk tidak mudah percaya dan tetap berpegang pada sumber informasi resmi seperti BMKG atau USGS.
Gempa susulan adalah fenomena alami yang bisa berlangsung berhari-hari hingga berbulan-bulan setelah gempa utama, tetapi biasanya memiliki kekuatan lebih kecil.
Aktivitas seismik di Kolaka Timur bukanlah hal baru. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan memahami langkah-langkah mitigasi gempa, seperti:
- Mengenali zona rawan gempa di sekitar tempat tinggal.
- Menyiapkan tas siaga bencana berisi dokumen penting, obat-obatan, makanan, dan senter.
- Memastikan struktur bangunan tahan gempa untuk mengurangi risiko kerusakan.
- Mendapatkan informasi dari sumber resmi dan tidak menyebarkan berita yang belum terverifikasi.
Dengan pemahaman yang baik mengenai aktivitas tektonik di wilayah ini, masyarakat dapat lebih siap menghadapi kemungkinan gempa susulan dan mengurangi risiko dampaknya.
Sumber: Halaman Resmi Info Gempa Dunia, USGS, BMKG
Komentar