Sejarah Singkat Lahirnya Daulah Umayyah di Damaskus

BuletinNews.com –  Daulah Umayyah merupakan salah satu dinasti Islam yang berkuasa setelah wafatnya Rasulullah Muhammad SAW. Dinasti ini berkuasa dari tahun 661 hingga 750 M dengan ibu kota di Damaskus, Suriah. Dinasti Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan setelah berhasil mengalahkan Khalifah Ali bin Abi Thalib dan mendirikan sistem kekhalifahan yang bersifat monarki. Kekuasaan ini merupakan kelanjutan dari sistem kekhalifahan sebelumnya, tetapi dengan corak pemerintahan yang lebih sentralistik dan birokratis.

Lahirnya Kekuasaan Umayyah Setelah wafatnya Khalifah Utsman bin Affan pada tahun 656 M, dunia Islam mengalami perpecahan yang dikenal dengan Perang Saudara Islam Pertama. Muawiyah bin Abi Sufyan, yang saat itu merupakan Gubernur Syam, menentang kekhalifahan Ali bin Abi Thalib dan menuntut keadilan atas pembunuhan Utsman. Konflik ini memuncak dalam Pertempuran Shiffin pada tahun 657 M, yang berakhir dengan arbitrase. Setelah wafatnya Ali pada tahun 661 M dan pengunduran diri Hasan bin Ali, Muawiyah diangkat sebagai khalifah pertama Daulah Umayyah dengan Damaskus sebagai pusat pemerintahannya.

Perkembangan dan Kejayaan Daulah Umayyah Di bawah pemerintahan Umayyah, dunia Islam mengalami ekspansi besar-besaran. Wilayah kekuasaannya mencakup Afrika Utara, Spanyol, Asia Tengah, hingga perbatasan India dan Cina. Beberapa khalifah yang berperan dalam ekspansi ini antara lain:

  1. Muawiyah bin Abi Sufyan (661-680 M) – Membangun administrasi pemerintahan yang kuat dan memperkenalkan sistem birokrasi. Ia juga menjadikan angkatan laut sebagai bagian penting dari kekuatan militer Islam serta memperkuat kedudukan Damaskus sebagai pusat kekhalifahan.
  2. Abdul Malik bin Marwan (685-705 M) – Memperkenalkan mata uang Islam, menyatukan bahasa Arab sebagai bahasa administrasi, serta membangun Dome of the Rock di Yerusalem. Ia juga memperbaiki sistem pos dan komunikasi antarwilayah, serta memperkuat ekonomi dengan mendorong perdagangan internasional.
  3. Al-Walid bin Abdul Malik (705-715 M) – Mengembangkan infrastruktur dengan membangun masjid-masjid besar seperti Masjid Umayyah di Damaskus dan memperluas wilayah ke Spanyol serta India. Ia juga berfokus pada kesejahteraan rakyat dengan membangun rumah sakit, pemandian umum, serta jaringan jalan dan jembatan untuk mendukung perdagangan dan mobilitas pasukan.
  4. Umar bin Abdul Aziz (717-720 M) – Dikenal sebagai khalifah yang adil, menegakkan reformasi ekonomi, dan memperbaiki sistem pajak. Ia juga mengurangi diskriminasi terhadap non-Arab dalam administrasi pemerintahan dan menghapus pajak yang memberatkan kaum Mawali. Reformasi sosial yang ia lakukan juga mencakup pengurangan korupsi di kalangan pejabat serta peningkatan kesejahteraan rakyat miskin.

Kebudayaan dan Arsitektur Daulah Umayyah juga dikenal dengan pencapaian dalam bidang seni dan arsitektur. Masjid Umayyah di Damaskus menjadi contoh arsitektur Islam yang monumental dengan dekorasi mosaik yang indah. Selain itu, sistem administrasi yang mereka bangun menjadi dasar bagi pemerintahan Islam selanjutnya. Seni kaligrafi dan dekorasi mosaik juga berkembang pesat selama periode ini, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan sastra, yang didukung oleh penerjemahan karya-karya Yunani dan Persia ke dalam bahasa Arab.

Kemunduran dan Kejatuhan Meskipun mengalami kejayaan, Daulah Umayyah mulai mengalami kemunduran akibat:

  1. Pemberontakan Internal – Bangsa Arab diberi keistimewaan dibanding non-Arab (Mawali), yang menimbulkan ketidakpuasan. Hal ini menyebabkan perlawanan dari kelompok-kelompok yang merasa diperlakukan tidak adil, termasuk kelompok Syiah dan kaum Mawali yang ingin mendapatkan hak yang setara.
  2. Perlawanan Abbasiyah – Keluarga Abbasiyah, keturunan paman Nabi Muhammad, melakukan pemberontakan yang berujung pada Revolusi Abbasiyah. Mereka mendapat dukungan dari berbagai kelompok yang tidak puas dengan pemerintahan Umayyah, terutama dari kawasan Persia dan Irak yang memiliki sentimen anti-Umayyah.
  3. Pertempuran Zab (750 M) – Khalifah terakhir Umayyah, Marwan II, dikalahkan oleh pasukan Abbasiyah, yang menandai akhir kekuasaan mereka di Damaskus. Sebagian anggota keluarga Umayyah melarikan diri ke Al-Andalus dan mendirikan kekhalifahan baru di sana, yang kemudian menjadi Kekhalifahan Umayyah di Cordoba, yang bertahan hingga abad ke-11.

Kesimpulan Daulah Umayyah di Damaskus merupakan fase penting dalam sejarah Islam yang membawa ekspansi besar, kemajuan dalam administrasi, serta perkembangan seni dan arsitektur. Meskipun akhirnya runtuh pada 750 M, warisan mereka tetap berpengaruh dalam peradaban Islam hingga saat ini. Beberapa elemen dari sistem pemerintahan, kebudayaan, dan infrastruktur yang mereka kembangkan tetap menjadi inspirasi bagi dinasti-dinasti Islam yang datang setelahnya. Selain itu, kejayaan Daulah Umayyah di Andalusia menunjukkan bahwa meskipun kekhalifahan di Damaskus runtuh, pengaruh Umayyah tetap bertahan dan berkembang di belahan dunia Islam lainnya.

(Oleh: Andi Aisyah Septiani: Pelajar MAN 1 Kolaka)



Komentar