Kolaka, BuletinNews.com – Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, semakin dekat dengan momen bersejarah. Smelter ‘Merah Putih’ PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group) akan segera beroperasi penuh, membawa angin segar bagi sektor hilirisasi nikel dan energi bersih di Indonesia. Smelter ini didukung oleh energi terbarukan yang bersumber dari PLN, dan siap memproduksi green nickel product untuk memenuhi kebutuhan pasar global.
Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) sekaligus Objek Vital Nasional (Obvitnas), smelter ini berada di tahap akhir commissioning dengan teknologi Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), serta mempersiapkan konstruksi High-Pressure Acid Leach (HPAL). Keberadaan PSN ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto dalam Keputusan Presiden Nomor 1 Tahun 2025 untuk mempercepat hilirisasi sumber daya alam dan mewujudkan ketahanan energi nasional.
Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, Asrun Lio, dalam kunjungannya ke Kecamatan Wolo, memuji progres signifikan pembangunan smelter ini yang telah mencapai 97,05%. Ia optimis smelter akan mulai beroperasi penuh pada April 2025.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, kami mengapresiasi kontribusi Ceria Group yang telah menciptakan ribuan lapangan kerja bagi masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia,” ungkap Asrun Lio.
Lebih lanjut, ia mengapresiasi penggunaan energi bersih smelter ini yang bersumber dari PLTA Bakaru melalui jaringan PLN. Hal ini diperkuat dengan keberadaan Pembangkit Listrik Terapung (Barge Mounted Power Plant) berkapasitas 2 x 60 MW yang memastikan stabilitas listrik untuk mendukung operasional smelter.
Pejabat Bupati Kolaka, Muh Fadliansyah, menyebut Ceria Group sebagai salah satu industri pertambangan terbaik di Kabupaten Kolaka. “Ceria telah memberikan dampak positif besar di daerah ini, termasuk menyerap tenaga kerja lokal 100 persen dari putra-putri terbaik Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Deputy President Director PT Ceria Nugraha Indotama, Djen Rizal, menegaskan bahwa smelter ini adalah wujud komitmen perusahaan dalam mendukung program hilirisasi pemerintah.
“Smelter ‘Merah Putih’ dibangun dengan pendanaan dari Sindikasi Perbankan Nasional yang dipimpin oleh Bank Mandiri, Bank SulselBar, dan BJB. Ini adalah bentuk nyata dari semangat kemandirian bangsa menuju Indonesia Emas 2045,” jelasnya.
Proyek ini dimulai pada 2019 dengan ground breaking, pendanaan diperoleh pada 2022, dan kini menuju target penyelesaian pada 2025. Ia berharap dukungan dari semua pihak, termasuk masyarakat di sekitar wilayah tambang, terus mengalir demi kesuksesan proyek ini.
Dengan hampir rampungnya Smelter ‘Merah Putih’, harapan besar mengemuka untuk pertumbuhan ekonomi daerah dan kontribusi terhadap pengurangan emisi karbon melalui produk nikel hijau. Smelter ini juga menjadi barometer hilirisasi nikel di Indonesia, membuktikan bahwa pembangunan berbasis energi bersih dapat berjalan berdampingan dengan kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan.
Komentar